ANALISIS KADAR AFLATOKSIN JAGUNG LOKAL TIMOR PADA PERLAKUAN LAMA PENGERINGAN DENGAN UDARA ALAMIAH
DOI:
https://doi.org/10.23960/jtep-l.v9i4.336-342Abstract
Jagung merupakan salah satu komoditas sumber karbohidrat yang mempunyai masalah pada saat penyimpanan. Masalah yang sering ditemukan yakni kontaminasi aflatoksin yang cukup tinggi. Kontaminasi aflatoksin berupa serangan mikroorganisme, dan jamur. Jagung memiliki kandungan air yang cukup tinggi setelah dipanen. Kontaminasi aflatoksin umumnya disebabkan oleh tingginya kandungan air pada jagung. Hal ini diakibatkan oleh proses penanganan pascapanen yang kurang cepat setelah jagung dipanen. Salah satu cara pencegahan kontaminasi aflatoksin yakni pengeringan. Pengeringan merupakan sebuah proses difusi air dari bahan ke atmosfir untuk mencapai kadar air standar penyimpanan. Dalam proses pengeringan lama waktu pengeringan sangat berpengaruh terhadap banyak jumlah air yang akan diuapkan. Semakin lama waktu pengeringan maka jumlah air yang diuapkan akan semakin lebih banyak sehingga peluang terjadinya kontaminasi aflatoksin semakin kecil. Salah satu metode pengeringan yang digunakan yakni pengeringan dengan memanfaatkan udara alamiah. Pengeringan dengan menggunakan udara alamiah merupakan salah satu alternatif penghematan energi termal. Potensi dari pengeringan alamiah yakni memanfaatkan udara lingkungan yang tersedia gratis, bersifat ramah lingkungan dan murah. Kelemahan dari metode pengeringan tersebut yakni terjadinya fluktuasi suhu akibat cuaca yang tidak menentu. Kondisi tersebut dapat menyebabkan terjadinya kontaminasi aflatoksin pada jagung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar aflatoksin jagung dari variabel lama waktu pengeringan pada pengeringan menggunakan udara alamiah. Metode penelitian mencakup pengujian pengeringan di lapangan dan dilanjutkan analisis perubahan kadar air, dan analisis kadar aflalatoksin di laboratorium. Berdasarkan hasil penelitian tercatat bahwa dengan kadar air awal 25,93% bb, suhu lingkungan rata-rata 36,77°C, kelembaban lingkungan rata-rata 76,86% mampu menurunkan kadar hingga kadar air akhir 15,12% bb. Hasil analisis aflatoksin variabel lama pengeringan yang digunakan tidak terjadi kontaminasi aflatoksin.
References
Agusniar A dan Setiyani D. 2011. Pengeringan jagung dengan metode mixed adsorpstion drying menggunakan zeolite pada unggun terfluidisasi. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri 2(2): 103–110 .
Bintoro N, Nugroho J, Maria D. 2012. Pengembangan metode dan peralatan pengering mekanis untuk biji-bijian dalam karung. Prosiding Seminar Nasional Perteta, 30 November – 2 Desember 2012. Malang, Indonesia: 278–285.
Fente C A, Jaimez OJ, Vazquez B I, Franco CM, Cepeda A. 2001. New additive for culture media for rapid identification of aflatoxin-producing Aspergillus strain. Applied and Environmental Microbiology 67(10): 4858–4862.
Histifarina D, Musaddaad D, Murtiningsih E. 2004. Teknik pengeringan dalam oven untuk irisan wortel kering bermutu. Jurnal Hortikultura 14(2): 107–112.
Kumar V, Basu M S, Rajendran T P. 2008. Mycotoxin research and mycroflora in some commercially important agricultural commodities. Crop Protection 27: 891–905
Milicevic D, Skrinjar S, Baltic T. 2010. Real and perceived risks for mycotoxin contamination in foods and feeds : Challenges for food safety control. Toxins 2(4): 572–592.
Nelwan L O, Wulandani D, Paramawati R, Widodo T W, Mulyantara F X L T, Hendarto D, Nurba D. 2007. Rancang bangun alat pengering efek rumah kaca (ERK) hybrid dan in store dryer terintegrasi untuk biji-bijian. Laporan Proyek Penenlitian KKP3T Dapartemen Pertanian. Nelwan, Leopold Oscar
Nino J. 2017. Aplikasi Pengeringan Udara Alamiah Untuk Jagung Pipilan Di Daerah Timor. Thesis. Institut Pertanian Bogor.
Paterson R R M dan Lima N. 2010. How will climate change affect mycotoxin in food. Food Research International 43: 1902–1914.
Reddy S V dan Waliyar F. 2008. Properties of Aflatoxin and Its Producing Fungi. http://www.aflatoxin.info/aflatoxin.asp. [30 Januari 2013].
Downloads
Published
Issue
Section
License
- Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International Lice that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).
Jurnal Teknik Pertanian Lampung
JTEPL is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.